Minggu, 27 Juli 2014

Hidup itu......



Hidup itu ibarat perjalanan. Kadang menikung, kadang ada persimpangan, kadang ada bahaya yang harus dihindari, kadang tanjakan, kadang turunan, kadang harus ngebut, kadang harus pelan, kadang ada kecelakaan, kadang kita harus berhenti sejenak. Kadang ada yang sampai tujuan kadang ada yang lupa tujuan. Kadang ada juga yang meninggal di tengah perjalanan. Namun kenyataannya tidak ada seorangpun yang bercita-cita tinggal dan tidur di jalan.
Kita kadang menjadi lebih baik setelah kita kehilangan sesuatu. Jadi katakan Insya Allah ini baik,

Kaki kanan jelas berbeda dengan kaki kiri. Tetapi kaki kanan dan kaki kiri saling bergantian bergerak secara sinergi sehingga seseorang dapat berjalan dengan baik. Dan yang lebih penting kaki kiri dan kaki kanan harus memiliki tujuan yang sama. Sehingga semuanya menjadi harmonis.

Banyak macam agama berbeda. Ajarannya pun berbeda. Namun manusianya tetap sama. Toleransi bukan untuk menyama-nyamakan agama yang jelas berbeda karena tiap-tiap isi ajaran agama tidak dapat di toleransi. Yang bisa berlaku toleransi adalah manusianya. Manusia yang saling menghormati dan menghargai perbedaan.

Ada yang bilang Every child is Special, ada juga yang bilang Everyone is Unic, Bagaimana jika aku bilang Every Religion is Different.

Antara kehilangan sesuatu dan mendapat sesuatu hanyalah masalah persepsi. Antara kelebihan dan kekurangan juga hanyalah persepsi. Antara syukur dan sabar juga hanyalah masalah persepsi. Nyatanya ada yang bisa bersyukur dan bersabar di waktu yang bersamaan. Itu masalah persepsi

Waktu



Waktu tak mungkin kembali, tapi Allah paling bahagia ketika hamba-Nya kembali.
Kita bukanlah sekumpulan Malaikat, namun manusia yang bisa saja tersesat.
Jangan putus harapan karena kita masih punya masa depan
Kita mungkin bukan makhluk terbaik tapi terus belajar untuk menjadi lebih baik
Berterimakasihlah kepada orang-orang yang mengritik dan jagalah hati kita dari orang-orang yang memuji. Karena Segala puji hanyalah milik Allah.

Yang sering terlewatkan



Orang tua kita dapat menahan malu karena memikirkan diri kita, lalu mengapa ada yang tidak dapat menahan malu karena orang tuanya

Orang tua kita memiliki doa yang lebih mustajab daripada kita. Ridho Allah adalah ridho orang tua kita.

Persaudaraan (ukhwah) itu bukan tentang menerima tetapi tentang memberi.

Antara cinta dan pekerjaan



Mereka mengatakan cinta dan nafsu berbeda padahal cinta bisa saja disebabka oleh nafsu. Maka ingatlah setiap cinta pasti ada sebabnya.

Menikah itu sulit, namun mempertahankan pernikahan jauh lebih sulit

Diantara ketakutan para lelaki itu banyak ada yang takut tidak bisa memberi nafkah, ada yang takut tidak bisa memberi anak atau mungkin takut tidak bisa mendidik anaknya dengan baik


Jasmerah alias jangan sekali-kali melupakan sejarah itu juga penting agar kita tahu kepada siapa kita harus berterima kasih juga agar kita ingat untuk selalu bersyukur.

Kita tidak bisa membuat orang berhenti mencintai karena yang bisa menghentikan cinta adalah benci. Yang menjadi masalah bukan mencintai tetapi kepada siapa kita mengungkapkan rasa cinta itu, pada yang halal kah atau justru membuka jalan pada yang haram.

Jangan mengejar pekerjaan yang menghasilkan uang yang banyak. Tetapi pilihlah pekerjaan yang membuatmu tentram.

Tidak ada yang melarang orang untuk menjadi kaya bahkan Tuhanpun tidak melarang. Karena berapapun yang kita miliki banyak atau sedikit, besar atau kecil akan ditanyakan darimana dan untuk apa harta itu kita gunakan.

Bekerja



Jangan pernah berpikir memliki pekerjaan tetap, Tapi katakan aku harus tetap bekerja.

Jangan menyerah karena sebuah batu sandungan ketika engkau sedang mendaki gunung karena air terjun yang indah ada di puncak bukit

Benar kata Tashiru anak-anak bagaikan kaca yang berdebu jangan terlalu keras membersihkannya karena ia bisa retak dan pecah jangan terlalu lembut karena ia bisa keruh dan bernoda.

Lemah lembutlah kepadanya tapi jangan memanjakannya, tegurlah bila ia bersalah namun jangan lukai hatinya